Cari Blog Ini

Kamis, 03 Juli 2014

Menyemai Cinta Di Surga

*Relakanlah perpisahan kita ini
Iringailah pemergian daku nanti
Dengan doa yang tidak berhenti
Moga Islam terus berdiri
Usapilah genang airmata kasih
Senyumanmu penguat semangat daku
Andai kita tak jumpa lagi
Ku semai cintamu di syurga
Bepisahlah dua jiwa
Meninggalkan kuntum cinta
Mekar di istama taqwa
Menyahut panggilan Allah
Dengan nama Mu Allah yang Maha Gagah
Langkah ku atur pasrah daku berserah

Seluruh pasukan islam di Madinah telah dipersiapkan untuk menghadapi bombardir serangan dari kaum kuffar di bukit Uhud. Hembusan angin panas membara membakar jiwanya. Jihad telah mendarah daging baginya. Hasrat dirinya yang haus untuk berjuang, tidak ada alasan baginya untuk meninggalkan barang sejurus seruan kemenangan atau syahid ini. Hari itu, ia menikah dengan Jamilah binti Ubay, sepupunya sendiri.
Adalah ia, Hanzalah bin Abi Amir, seorang sahabat yang sudah masyhur dalam sirah para sahabat. Sebab perkawinannya yang berlangsung malam itu jualah, Rasulullah menangguhkan saja ia sebagai cadangan, agar ia menyusul keesokan paginya. Namun ia tetap bersikeras agar Rasulullah mengizinkannya untuk turut serta dalam peperangan itu. Tapi Rasulullah tetap untuk mencadangkannya sampai pagi besok. Akhirnya, ia berpikir bahwa nasihat Rasulullah itu ada baiknya, ia pun menurutinya dan bermalam bersama istrinya.
Malam di kota Madinah, ia pun menikmati manisnya keindahan gemerlap bintang-bintang di sana bersama bidadari yang telah mendampingi di sisinya kini. Ia berbaur dalam nuansa sejuk serta damai itu. Malam di mana seharusnya sepasang pengantin saling memadukan rindu yang telah lama dinanti.
Manakala ia melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami, genderang perang membahana bertubi-tubi. Sebuah panggilan untuk memperjuangkan islam saat itu. Lantas saja, Hanzalah bangkit dari peraduannya dan sigap mengenakan perlengkapan perangnya. Betapa tak sakit hati seorang istri, di malam pengantin ia ditinggalkan untuk berperang yang mereka pun tak tahu, apakah Hanzalah akan kembali.
“Janganlah kau bersedih, do’akan saya kembali membawa kemenangan.”
Jamilah pun hanya tertunduk, melambangkan kebimbangan hatinya. Hanzalah dengan gagahnya turun ke medan perang bersama kudanya.
Ketika berhadapan dengan musuh di medan perang, Hanzalah memamerkan daya juang yang sangat menggerunkan musuh dengan membunuh para musuh di kalangan anggota tentara Quraisy sehingga membuka jalan kepada Beliau yang akhirnya membawa Beliau berhadapan dengan Abu Suffian bin Harb, ketua panglima perang Quraisy.
Hanzalah, nyaris berhasil membunuh Abu Suffian tetapi Allah lebih memilih beliau untuk syahid. Ketika Hanzalah hendak menebaskan pedangnya ke Abu Suffian, Abu Suffian berteriak dan hal itu menarik perhatian kawanan perangnya. Dengan sigap para tentara itupun mengepung Hanzalah dan memekiknya dengan kuat sehingga ia pun wafat oleh salah seorang pengikut Abu Suffian, Syaddah bin Al Aswad.
Akhirnya, peperangan pun berakhir. Para sahabat sibuk mengumpulkan pasukan yang cidera dan yang gugur dalam peperangan yang diikuti oleh seribu tentara muslim berhadapan dengan tiga ribu kafir Quraisy itu. Namun, para sahabat kebingungan, mereka tiada menemukan jenazah Hanzalah. Tiba-tiba salah seorang dari mereka melihat gundukan tanah, yang ternyata di sana ada Hanzalah. Tubuhnya basah, air mengucur segar dari kepalanya. Ada apa ini? Para sahabat bertanya-tanya, jelas saja karena waktu itu siang begitu teriknya, sedangkan wajah Hanzalah begitu berseri dan nampak tenang.
Rasulullah berkata, “Saya terlihat antara langit dan bumi, para malaikat memandikan mayat Hanzalah dengan air daripada awan yang diisikan ke dalam bekas perak.” Hanzalah teristimewa dimandikan oleh malaikat sebab ketika ia meluncur menuju peperangan ia tak sempat mandi junub. Akhirnya, ia pun syahid, dan namanya tercatat dalam histori islam sebagai sahabat yang paling tegas dalam jalan jihad ini.



*Rabbani – Hanzalah

Antara Menuntut Ilmu dan Shalat

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

lammmaaa nggak ng'blog ^_^.
jadi berdebu dan berhantu deh kayaknya,xixixi. . .
nah, kali ini saya mau ngebahas perihal yang very very important, what is it?
cekiduuutt.
sebagai seorang pelajar, santri, atau mungkin kalian yang sering ke majelis, mungkin pernah menemukan fase di mana pada saat pelajaran, ta'lim, atau apapun itu belum selesai, for ex: bel belum bunyi, tiba-tiba suara adzan berkumandang. nah mungkin di antara kalian ada yang masih bingung, mendahulukan yang mana dong nih, menuntut ilmu; wajib, shalat juga wajib. nah di sini saya akan memberikan pandangan-secara pribadi saya yang awam ini-dan ini tentu tidak boleh anda ambil 100%, karna saya pun tidak menganjurkan untuk mengikutinya. shalat di awal waktu memiliki keutamaan yang luar biasa. yuk, kita simak hadits-hadits berikut tentang keutamaan shalat di awal di awal waktu
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu:

أ يُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّه

            “Amal apakah yang paling Allah cintai?” Rasulullah menjawab: “Shalat tepat waktu,” Orang itu bertanya: “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Orang itu bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah.”  (HR. Bukhari No. 527,  2970 dan Muslim No. 139)
Imam Ibnu Baththal menjelaskan hadits ini sebagai berikut:

  فِيهِ أَنَّ الْبِدَارَ إِلَى الصَّلَاةِ فِي أَوَّلِ أَوْقَاتِهَا أَفْضَل مِنْ التَّرَاخِي فِيهَا ؛ لِأَنَّهُ إِنَّمَا شَرَطَ فِيهَا أَنْ تَكُونَ أَحَبّ الْأَعْمَالِ إِذَا أُقِيمَتْ لِوَقْتِهَا الْمُسْتَحَبِّ .

             “Dalam hadits ini ditegaskan bahwa bersegera shalat pada waktunya merupakan perbuatan paling utama dibanding mengulur-ngulur waktu, karena tepat waktu merupakan syarat amal tersebut menjadi amal yang paling utama, maka ditegakkannya shalat pada waktunya, itulah yang dianjurkan.”   (Imam Ibnu Baththal, Syarh Shahih Al Bukhari, 2/157. Lihat juga Al Hafizh Ibnu Hajar, Fathul Bari, 2/9)
juga diriwayatkan dari Hanzhalah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
” مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ: رُكُوعِهِنَّ، وَسُجُودِهِنَّ، وَوُضُوئِهِنَّ، وَمَوَاقِيتِهِنَّ، وَعَلِمَ أَنَّهُنَّ حَقٌّ مِنْ عِنْدِ اللهِ، دَخَلَ الْجَنَّةَ ” أَوْ قَالَ: ” وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
“Barang siapa yang menjaga shalat lima waktu; baik rukuknya, sujudnya, wudhunya, waktu-waktunya, dan dia tahu bahwa itu adalah hak yang berasal dari Allah, maka dia masuk surga.” Atau Beliau bersabda: “wajib baginya surga.” (HR. Ahmad No. 18345, juga 18346 dengan lafazh: hurrima ‘alan naar – diharamkan neraka baginya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih bisyawaahidihi – hadits ini shahih dengan berbagai riwayat lain yang menguatkannya. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad, 30/287)
nah udah jelas kan bahwa shalat di awal waktu sangat dianjurkan. terus ini dikuatkan lagi dengan dalil al-Qur`an yang menyatakan yang menyatakan bahwa celakalah orang-orang yang lalai dalam shalatnya
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Ma’uun: 4-5)
ayat ini menurut para ahli tafsir dimaksudkan dengan mengakhirkan shalat, atau orang yang suka menunda-nunda shalat tanpa alasan yang tepat.
terus gimana dong kalau alasannya masih menutut ilmu? apalagi kan kalau di sekolah, kalau mau keluar kelas, nggak enak gimanaa gitu sama guru di depan. nah, sekarang kita coba pakai logika dulu, sebelum kita kembali ke nash. tapi ini bukan berarti kita mendahulukan posisi akal, akan tetapi, inilah bukti bahwa akal yang diciptakan Tuhan tidaklah bertentangan dengan apa-apa yang diajarkan dan diperintahkan-Nya. Shalat dan menuntut ilmu sama-sama perkara yang wajib, akan tetapi kita bisa menimbang-nimbang aspek yang lain dari kedua masalah ini. misalnya, melihat aspek individu dan sosial. dalam kaidah, bahwa kita dianjurkan untuk mendahulukan kepentingan jama'ah daripada individu. menuntut ilmu, apalagi buat kita yang sedang berada dalam suatu majelis, di dalam ruang kelas, ruang kuliah, de es be, kita bisa menempatkan diri kita di antara mereka. artinya, kalau misalkan kita meminta izin, atau tiba-tiba keluar dari jama'ah untuk melaksanakan shalat karena adzan sudah terdengar, apakah kita tidak menyinggung perasaan guru atau mu'allim yang sedang memberikan penjelasan? apakah orang-orang di dalam majelis itu tidak ingin shalat juga? banyak aspek sosial yang harus dperhatikan. sedangkan dalam shalat, itu adalah urusan antara seorang hamba dengan Tuhannya. selain itu, menuntut ilmu merupakan udzur syar'i, dan alasan itu dibolehkan dalam perkara yang sama kedudukan hukumya. dalam artian, kesibukan atau masyaqqat itu adalah perkara yang halal lagi bermanfaat, terutama untuk kehidupan dunia dan akhirat. ini juga dikuatkan dengan hadits riwayat Muslim
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ خَطَبَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ يَوْمًا بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى غَرَبَتْ الشَّمْسُ وَبَدَتْ النُّجُومُ وَجَعَلَ النَّاسُ يَقُولُونَ الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ قَالَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ لَا يَفْتُرُ وَلَا يَنْثَنِي الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ
فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَتُعَلِّمُنِي بِالسُّنَّةِ لَا أُمَّ لَكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ فَحَاكَ فِي صَدْرِي مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ فَأَتَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ فَسَأَلْتُهُ فَصَدَّقَ مَقَالَتَهُ
Dari Abdullah bin Syaqiq, dia berkata: Ibnu Abbas berkhutbah kepada kami, pada hari setelah ‘Ashar sampai matahari terbenam, hingga nampak bintang-bintang, sehingga manusia berteriak: “shalat  … shalat ..!” Lalu datang laki-laki dari Bani Tamim yang tidak hentinya berteriak: shalat… shalat! Maka Ibnu Abbas berkata: “Apa-apaan kamu, apakah kamu hendak mengajari saya sunah?”, lalu dia berkata: “Saya telah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam menjamak antara Zhuhur dan Ashar, serta Maghrib dan Isya.” Berkata Abdullah bin Syaqiq: “Masih terngiang dalam dada saya hal itu, maka aku datang kepada Abu Hurairah, aku tanyakan dia tentang hal itu, dia membenarkan keterangan Ibnu ‘Abbas tersebut.”   (HR. Muslim No. 57).
حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُبَارَكِ الصُّورِيُّ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَّامٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ أَبَاهُ أَخْبَرَهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَ جَلَبَةً فَقَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ فَلَا تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَعَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا سَبَقَكُمْ فَأَتِمُّوا و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
"Ada apa dgn kalian? 
Mereka menjawab; Kami tergesa-gesa untuk mengerjakan shalat. Beliau bersabda:
Janganlah kalian melakukan seperti itu, jika kalian mendatangi shalat, lakukanlah dgn tenang, apa yg kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, & apa yg kalian tertinggal maka sempurnakanlah. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Syaiban dgn sanad seperti ini. [HR. Muslim No.948]."

hadits ini menceritakan tentang sahabat yang tergesa -gesa menuju mesjid - dalam riwayat ini tergesa-gesa melakukan shalat - karena takut tertinggal rakaat shalat. lalu ketika telah selesai shalat, Rasulullah menanyakan yang seperti demikian, dan bersabda seperti riwayat di atas. hal ini beliau lakukan karena khawatir akan merusak kekhusyu'an, baik dari sahabat yang baru datang - sebab ia dalam keadaan tidak tenang - maupun sahabat yang telah dahulu datang.

namun, bukan berarti di sini saya membolehkan selalu mengulur waktu, hanya dalam alasan syar'i saja yang dibenarkan. selain itu, kalau bisa, sebagai sebuah instansi, seperti sekolah, kampus, atau pesantren, yang notabennya merupakan lembaaga pndidikan, hendaknya mengatur jadwal agar tidak berbenturan. akan tetapi jika memang tidak bisa dihindari, hendaknya melihat dari sisi yang sedikit membawa kepada kerugian. selain itu, pandangan ini hanya berdasarkan keadaan umum. apabila memang kondisinya pada saat itu shalat lah yang lebih baik didahulukan, maka kenapa tidak? karena banyak hadits yang menjelaskan keutamaan shalat di awal waktu.
wallahu a'lam bishshowaab.

Kamis, 13 Desember 2012

¤Coret-coret¤

Ok,beranjak dari insPirasi saya pada hari ini. Dan saya mulai menemukan titik terang dari kegalauan tetTarR kececeran.

BerikuT adalah...
TTtTtaraAaA...

LifE is a boOk of journey
straiGht in pRocesS be sentences,pharagraphs,...
SoMetimes u be stopPed,and u seE ur write,"hmMm,i neEd revisioN"u saying..
And when time arRiveD,titTle is last!
U cAn loOk ur boOk with interest and goOd boOk,or boOk withouT soMethIng sPecial,boreD!


uwmmh, maaf yea kalau bahasa inggrisnya salah. kalau bingung artinya, silakan buka kamus. hehehe...

Selaksa Cinta Buat Mama from My Little Sister

Berhubung eh berhubung bentar lagi lebaran....eeeh,hari ibu maksudnya*ignore* maka dari itu saya ingin menyampaikan sebuah puisi. puisi sederhana dan menggunakan bahasa yang kekanak-kanakan, kayak saya yang masih imut-imut*ngaciiiirr...*. tapi kali ini yang akan saya bawakan bukanlah puisi saya ataupun puisi para sastrawan atau pujangga favorit saya. tapi yang akan saya bawakan adalah puisi adek my honey sweety *euh...kagemm adek*.

ekhem,ekhem... cek sound. 1 2 3 tes...
ok, ini dia

Ku tulis puisi ini buat MAMAku tersayang

©MAMA My Everything©

MAMA
cipt: Nadia Syifa
©Mama maafkan aku karna
aku sering mengecewakanmu
aku sering membentakmu
aku sering berkata tidak baik tentangmu
ya Allah betapa dosanya aku
terhadap orang yang sudah melahirkanku.
Yang membesarkan aku dari aku kecil sampai sekarang
terutama mama
dia rela membawa bebanku dari 1 bulan sampai 9 bulan
dan papa dia bekerja keras
supaya aku lahir di dunia ini©
#Maafkan aku#
©MAMA©

hehe, bahasanya anak-anak bangett yaa. tapi salute deh buat adek yang udah bisa bikin karya di usianya yang semuda ini. apresiasi extraordinary daaah buat adek. dan mam, i love you. terus berkarya dek :)

Senin, 02 April 2012

Seroja Bulan Desember

Dia selalu menyanyi. Dan tak pernah satu hari terlewat tanpa menyanyi. Suaranya yang menurutku teramat merdu dan tak kalah dengan suara penyanyi-penyanyi Internasional membuatku mengekang pendengaranku dari memurodifkan suaranya dengan yang lain. Ya, aku sangat tahu persis dinamika voicenya. Namun, dia tak pernah mengikuti kompetisi di bidang olah vokal seperti itu, baginya itu kebahagiaan tersendiri, dan tak berminat untuk mengexpose bakatnya tersebut, padahal menurutku dia sangat berpotensi dan sangat meyakinkan bagiku dia bisa jadi penyanyi Internasional hematku yang sebenarnya tidak terlalu mengerti persoalan seperti itu.

 Kecuali waktu itu. Satu hari bungkam suara emasnya. Namun setelah itu, dia masih bernyanyi.

Namun, nyanyian itu kembali hilang dalam beriak sunyi sudut kosong lima bulan yang lalu. Dan tak pernah terdengar lagi. Kidung dan syair yang dilantunkannya pun,turut terseret jejak lunglainya yang tak bertapak. Rindupun menelusuh menelanjangi duka. “Dia tak kembali”musim berujar.

Dia lenyap digorok luka yang lama dia babat. Sebegitu apiknya. Hingga dalam lagu-lagu yang dinyanyikannya pun, dia seolah seorang putri bertubuh mulus, tanpa satu koreng atau panu pun. Akan tetapi, siapa sangka? dia terhisap dalam telaga keruh yang menjadi kediamannya dan lagi-lagi,dia tak pernah ditemukan mengapung atau nyangkut bersama sampah-sampah yang menumpuk di pinggiran telaga. Rasa sesal yang menghunus tajam tiba-tiba membakar indra pengecapku dalam seteguk kopi yang baru saja ku hirup, lebih lebih lagi dalam dadaku, ngilu tak terperi dihujani anak-anak panah kesendirianku.

Perlahan mutiara jingga turun tahta dan berdiri di belakangku. Kabut langitpun siap menumpahkan embun yang diendus angin, dan menyirnakan kelabu perak pada tetesan Kristal. Gerimis mencemplung di kolam samping, dentingan gradasi yang tehempas di atap seng rumahku dan tergelincir manja dan menitik memantul di air kolam. Ah, kolam. Aku berkaca di cermin cair bergelombang. Ada dia, aku melhatnya.

Putri jingga hampir tebaring di peraduan, meninggalkan kilapnya yang merona. Aku tersadar. “Bulan desember!”. Dia akan datang menjenguk kekagumannya, dan aku mulai mengerti petuahnya. “Bersyukur pada cara yang sederhana”tutur dia dahulu. Ya, dia kembali, sang pengagum hujan. Dia  mekar hari ini. Berbalut gaun merah jambunya.

Jumat, 23 Maret 2012

Jelaga Khatulistiwa

Tanahku tak lagi bunting zamrud
Keemasan di ufuk cakrawala mengeruh,mengerut. . .
Blok-blok yang menjadi syair,tiada bersajak;surut

Bumi pertiwi ditikam keraguan
jumawa meletuskan hasrat,membakar imannya
Merongga arang dalam struktur negriku
Cah,gelarku yang jalang
Kharisma kirana diburai hitam
Sariraku dibekuk fleksibilitas,katanya
Bukankan barbarisme?;sanggahku

Bapak negeri tengadah,menadah ke rakyat
Ujung rimba pun menyempit
Tinggal abu-abu mungkin di depan
Atau,abu!

Sabtu, 25 Februari 2012

Reka Perjalanan Waktu

Dear time,

Aku tak tahu apa ini penting bagimu,tapi ini begitu urgen buatku.Karna aku tak mengerti.Gerak-gerik reka detik di jam pasir yang menghanyutkan langkah-entah bergerak maju-atau bahkan bergeming saja di tempat.Tahukah kamu,ada suatu rabaan yang aneh tentang waktu ini?Dan aku tak tahu keanehan itu menyemburat dari mana,mungkin aku yang ganjil atau memang semua orang merasakan kejanggalan itu.Aku berharap kamu tak terusik dengan curhatku ini ya.

Setiap bayu memuput di siang hari terik,menyembulkan kedamaian yang berarti dalam pangkal jiwaku,aku merasa kembali ke masa kecilku.Dan itu mendebarkan jantungku.Ketika aku terbangun dari tidur di siang hari yang masih sangat terang-sekitar tengah hari atau lewat sedikit-aku seperti berada di posisi saat taman kanak-kanak dulu.Ketika aku memandang langit malam yang tenang aku bagai merasakan nuansa romadhon.Ketika aku sedang di jalan petang hari,dielus pawana sukmaku,aku seperti berada di...ah,dan masih banyak lagi yang kurasakan yag membuat tubuhku seolah dilempar mesin waktu ke masa lalu.Dan mengemas ketegangan dalam dada.Aku tak mengerti apa dan kenapa.Kenapa rasanya jantungku seolah ingin terlepas dari cengkraman kuat yang tertib dalam anatomi tubuhku,seolah dia bergolak sangat keras saat itu.Apa yang membuatku merasakan hal yang demikian?

Mungkin ini tak lepas dari kekuasaan-Nya yang mengaturmu.Kau seolah merangkak sangat cepat.Bahkan ku tak menyadari pertumbuhan fisikku sendiri.Serasa baru kemarin kedua kakakku mengantarkan roti yang bertoping susu coklat dipotong dadu ke TK-ku,serasa kakiku yang mengayuh sepeda sebagai sarana transportasi rumah-sekolah tak begitu banyak hari yang dilewati,padahalkan aku menempuh pendidikan di MTs itu tidak kurang dari 3 tahun(ketahuan bukan siswa aksel),berapa hari coba?Bak beberapa waktu saja yang menjadi momen penting nampaknya yang ku ingat.Rasanya aku yang dulu terbilang pemalu waktu SD(nggak juga sih sebenarnya)sekarang jadi banyak ngoceh,kapan revolusinya terjadi coba?aku sendiri tak sadar akan hal itu.

Sekarang,aku bukan lagi bocah tengil,aku tlah bermetamorfosis menjadi seorang remaja(yang masih tengil).Perubahan demi perubahan yang terjadi tanpa ku rasai.Kini letak waktuku di mana?Berapakah Tuhan kasih aku jatah hidup?Apa waktuku udah di nyentill hampir ke ujung,atau...ya berfikir urusan mati dulu deh.Apa yang telah berubah dari aku dan sekitarku?Katanya berubah,berubah menjadi seperti apa?monster atau bayi?sampah daur ulang atau pajangan berharga?matahari atau bulan?artis atau menejer?kunang-kunang atau lalat?Maka apa aku ini?Aku yang tak bisa meraba kondisi waktu,dan waktu dalam kondisi.Mungkin perkibaran bendera di dada yang begitu sengit ini adalah jawaban.Aku tlah dewasa,banyak saat-saat yang terlewatkan yang mestinya menjadi album manis dalam ukirak sekapur sirihnya.Aku seperti semakin sibuk ketika aku beralih jenjang,sehingga aku tak ingat bagaimana aku di jenjang sebelumnya.Aku seperti mengusir keadaan masa lalu yang bercorak ingusan,menjadi seorang yang congkak luar biasa.Dan mungkin itulah penyebabnya,peradaban yang maju,tlah melenyapkan banyak hal istimewa masa lalu yang juga harusnya dirasakan oleh pucuk-pucuk yang masih berseri saat ini.

Ayo dong time bantu aku menata jam terbang agar bisa melayang lebih tinggi,nggak nyerempet-nyerempet lagi.Aku harus melangkah ke depan karna desakanmu dengan langkah diiringi kaki kecilku,ya tabiat masa lalu yang masih minder sama ketinggian hati.Ok,mari kita berkoalisi.Untuk perubahan dengan jangka yang serapi-rapinya.

by:Kejora Bersujud el-Lail
at home lapuk penuh sejarah