Cari Blog Ini

Kamis, 08 September 2011

2 Warna dimensi Di Balik Kesenjangan Metropolitan

Kota metropolitan yg ramai

Yah,kota yg menjadi sorotan masyarakat

Di mana langitnya terbelah dgn kepulan asap polusi

Yg setiap hari dibanjiri ribuan kendaraan&jutaan makhluq dgn segala kesibukannya masing2

Huh...menyesakkan



Di sisi2nya berbentengkan bangunan2 mencakar langit

Semakin padat,semakin jejal



Lain lagi pemandangan di pingiran kotanya

Di sinilah lorong2 yg biasa ku tatapi&ku lewati setiap hari

Ruang dgn gang2nya sempit,

Rumah2 yg tersusun dr barang2 bekas atau bahkan hanya potongan2 kardus

Kumuh memang,tapi inilah kenyataan yg harus mereka hadapi dr pd tidak ada tpt tinggal

Setiap hari di pemukiman ini juga terdengar suara2 ciri kehidupannya yg khas

Suara celotehan anak di tempat pemungutan sampah,Tawa riang dgn kaki yg berlari bersama kawan2 di lorong sederhana ini

Tak jarang juga di ruang ini lewat gerobak dagangan yg kala berpapasan dgn yg lain harus ada yg mengalah agar arus lalu lintasnya tak terganggu

Yah,ttg anak2 mereka yg berjiwa petualang

Malang memang,tapi mereka tak pernah memandang hidup ini sukar,bahkan selalu dijalani dgn penuh syukur

Merekalah anak2 cerdas&bernafas patriotisme

Di mana kegigihan mereka utk beradu dgn nasib tak pernah surut

Walaupun kebanyakan dr mereka putus sekolah utk membanting tulang mencari nafkah

Di sini pula nampak jelas mereka rela berbagi di tengah kesulitan hidup mereka sendiri

Dan kata inilah yg terucap dr bibir mereka,membuat hatiku lirih mendengarnya"ayolah kawan,di sini kita adalah saudara sepenangungan,kita boleh pasrah tapi bukan berarti menyerah pd takdir.Di sini kita adalah saudara senasib maka kita perlu berbagi&di sini kita buktikan kemilau iman kita,kita bukan hanya pemimpi tapi hidup utk menggapai mimpi."

Sebaris kata penuh makna yg berseri2

Di sisi sinilah lemahnya fasilitas pendidikan utk anak2 pejuang seperti mereka

Belum lagi ttg gizi&kkesehatan mereka

Mereka hanya mandi di sungai sempit lagi kotor

Bagaimana tidak,pinggirannya saja tersusun ambruk sampah2&kardus2,bisa kita saksikan layaknya kota tepian

Suara lain yg juga biasa terdengar adalah sapaan warganya yg ramah&penuh sosialisasi

Suara kotekan ayam

Dan juga suara para org2 dewasa yg kadang tak pantas diperbincangkan

Kata2 kasar,bahasanya yg kurang berbudi,yah inilah gambaran karna kurang inteleknya pengetahuan mereka

Kurangnya edukasi di kalangan mereka juga membawa dampak2 sosial yg negatif

Yah,jauh dr angka layak bimbingan

Namun,tak sedikit juga dr mereka yg bermodal pengalaman jerih payah yg pelik&arkian berbuah manis



Lain lagi halnya di blok2 longgar di dimensi yg satu ini

Samping2nya adalah bangunan istana megah yg dibentengi dgn pagar2nya yg tinggi

Di ruang lain kota ini memang tak segempita&sekemelut warga di dimensi pinggiran

Memang bilik jalannya bisa dilalui banyak kendaraan

Namun di sini...hufh,mobil2 mewah sering berlalu tanpa tegur sapa antarwarganya

Tempat ini sepertinya damai

Tapi lihatlah dii dlm bangunannya

Terpenjara oleh pagar2 yg menghalat antara warga yg satu&lainnya

Kehidupan para individu yg terkesan bersaing dgn warga lainnya

Kurangnya sosialisasi antara mereka semakin membuat lahan yg seolah damai ini menjadi tempat di mana mereka saling bersaing memamerkan harta mereka

Fajar baru saja di ufuk timur timur

Namun,mereka sudah bergegas pergi menuju ruang kerja&kembali malam harinya

Itulah rutinitas mereka tiap hari,pergi pagi plang malam,monoton

Anak2 remajanya pun tak jarang mencari kehidupan yg remang2 di luar sana semua karna kurangnya perhatian dr org tua

Karna di dunia mereka hanya berinteraksi dgn benda2 mati,laptop,handphone,...

tapi apalah artinya itu?mahal?canggih?tetap saja mereka bukan makhluq yg diciptakan Tuhan utk saling mengisi



by:HC_NLH dgn penuh semangat



Dr tulisan di atas saya ingin kemukakan beberapa realitas sosial yg terjadi di kalangan masyarakat kita.Bukan utk mengurutkan kita berada di dimensi yg mana,tapi berikut adalah"wajah2 Indonesia apa adanya".so,ayo kita ubah keadaan ini.Hidup ini penuh warna jgn pernah kita sia2kan seni kehidupan tersebut dgn gambaran2 hidup kita yg tak jelas.Deskripsi di atas menunjukkan adanya perbedaan dimensi yg sangat signifikan yg terjadi di sekitar kita,terutama di zona metropolitan,metropolitan yg senjang dgn segala kesibukan para personilnya.Kita sering mengatakan"saya hidup begini2 saja,pagi ke sekolah,jam setengah 3 pulang ke rumah,sore berlanjut malam bersambut fajar pagi lagi begini lagi"benar2 rutinitas yg membosankan bukan?Nah,ayo kita hijrah membangun negeri dgn kesadaran&dilaksanakan dgn perbuatan2 positif.Belajarlah membuat rangkaian kegiatan yg akan kita lakukan hari ini,besok&seterusnya(eits..kaya lagu doraemon ya?).Jgn hanya termangu dgn benda2 mati seperti HP,i-pod,&benda2 lainnya yg tak bisa kita manfaatkan.Bekerjalah dgn org2 yg mampu mengajarkan kita ttg kehidupan,karna sesungguhnya perikehidupan kita adalah mengenal Tuhan.Andaipun tak bisa kita melakukan sesuatu di luar rumah maka gunakanlah apa yg ada,bersyukur itu kuncinya,menggali prestasi&bakat yg ada pd diri kita toh,tidak harus keluar rumah kan?



Ayo,kawan2! kita adalah anak2 penopang bangsa yg nasibnya ada di tangan kita.Tanamkanlah iman&keyaqinan kita terlebih dahulu utk awal keteguhan kita membangun kesadaran.Karna Tuhan akan mengubah nasib suatu kaum apabila ada keinginan dr kaum itu sendiri utk mengubahnya.& inilah.awal dr suatu perubahan.Karna agama adalah arah kita dlm membangun negeri ini bangkitlah,beranjaklah dr tptmu sekarang,pancangkan bendera kebangsaan dgn semangat perjuangan.God save our hopes and prayer,and He will given our won.

Sunday, August 29, 2010 at 6:41am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar